« Football is like life - it requires perseverance, self-denial,
hard work, sacrifice, dedication and respect for authority. » - Vince
Lombardi (American, Coach)
Menurutku,
piala dunia 2018 adalah piala dunia yang paling ngga bisa di prediksi. Mungkin yang lagi pada gila judi kebanyakan kehilangan
harapan dan uangnya. Dimulai dengan tidak lolosnya Itali untuk masuk grup piala
dunia dan tidak lolosnya Jerman dari group F, serta pulangnya pemain legenda
Ronaldo dan Messi dibabak enambelas besar adalah sesutu hal yang « incroyable ! »
ngga bisa di percaya. Entahlah Roy Kyoshi bisa menebaknya atau ngga kali ini.
Lalu, hari
ini dengan menyaksikan petandingan antara Jepang dan Belgia membuat memperkuat
argumentasiku bahwa kita bisa belajar dari pertandingan sepakbola mengenai pembelajaran
hidup.
Babak
pertama hasil tetep sama yaitu 0-0 untuk Jepang dan Belgia. Lalu dibabak kedua,
gol diciptakan oleh Jepang yang berhasil membobol gawang Belgia hingga skor
menjadi 1-0, lalu beberapa menit kemudian dibobol lagi menjadi 2-0. Sorak ramai
supporter Jepang menggema di lapangan. Namun mental Belgia terlalu kuat hingga mereka
terus melakuka penyerangan demi membalas Jepang. *Ko di bab ini w ngerasa cocok
jadi presenter bola yaa wkwkw skip
Usaha keras
Belgia akhirnya membuahkan hasil dengan tendangan dari langitnya babang tamvan (ku
ngga hafalin namanya siapa dan ngga berniat menghafal nama-nama pemain bola
yang tamvan, yang aku hafal cuman namamu dihatiku). *KrikKrik.
Kedudukan
pun berubah menjadi 2-1. Tidak puas disitu, Belgia terus menekan mental Jepang sehingga
kiper wakabayashi kembali kebobolan dan skor menjadi 2 sama. Di menit terakhir,
dengan perpanjangan waktu empat menit, 20 detik terakhir sebelum peluit keras
dari wasit berbunyi, gol kembali tercipta oleh Belgia sehingga terdengar pluit panjang
tanda berakhirnya pertandingan. Skor akhir 2-3 untuk kemenangan Belgia. *By the
way, capek juga jaadi presenter bola
Lalu, pernah
berpikir ngga sih bahwa hidup itu emang kaya pertandingan bola, ngga bisa di
tebak sampai detik terakhir karena bola pun bundar, ngga ada ujungnya.
Katanya, « selalu ada kesempatan
memasukkan bola kedalam gawang dibawah dua detik terakhir. » Tapi nyatanya
kesempatan aku bersamamu tak selalu datang dua kali ?
Katanya, « menendang bola harus
keras ; » nyatanya sekeras apapun aku menendangmu dari pikiran
tetap sulit.
Siapa yang
tahu bahwa kesempatan ngga datang dua kali ? Selalu ada kesempatan kedua,
ketiga, keempat kalau Tuhan sudah berkehendak bukan ? Brangkali kamu
menunggu mantan, tapi mantannya udah mau nikah sama cewek lain terus kamu
berpikir udah ngga ada kesempatan, terus habis itu galau lalu bunuh diri. Haduh
anak muda, jangan dulu bunuh diri, siapa tau ternyata cewek yang mau
dinikahinnya bukan cewek tulen dan dia baru sadar H-1 sebelum pernikahan. Jadi,
masih ada kesempatan kamu buat nikung. Nikung ditengah malam katanya, pinjam
namanya di sepertiga malam (baca : salat tahajud).
Seperti
usaha Belgia yang ngga down untuk mengejar ketertinggalannya. Usaha, usaha,
usaha dan yakin bisa. Seperti yang dikatakan oleh Vince Lombardi bahwa Sepak
bola itu seperti kehidupan - membutuhkan ketekunan, penyangkalan diri, kerja
keras, pengorbanan, dedikasi dan penghargaan terhadap otoritas.
Komentar
Posting Komentar